Logo STIFI

Upaya Apoteker dalam Meningkatkan Kompetensi Pengabdian ke Masyarakat di Era Digital

Debora Zay, Widya Nadia Herru, Ifmaily

Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Perintis Indonesia, Padang.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kondisi kehidupan pada zaman dimana semua kegiatan yang mendukung kehidupan sudah dipermudah dengan adanya teknologi. Kondisi yang kita alami sekarang ini disebut sebagai ERA DIGITAL. 

Bersama dengan semakin banyaknya teknologi baru yang dikenalkan kepada masyarakat, maka era digital ini hadir untuk menggantikan beberapa teknologi masa lalu agar jadi lebih praktis dan modern. Sehingga ada sebuah perkembangan teknologi di era digital yang terus berjalan.

Perkembangan Era Digital ini pun berpengaruh di bidang kesehatan dan mengaitkan Apoteker. 

Banyak masyarakat yang malah menyalahgunakan teknologi sekarang ini, terutama untuk informasi kesehatan yang tidak akurat. 

Dengan itu kita sebagai Apoteker memiliki peran untuk membantu masyarakat dan berkontribusi nyata tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun yang disebut dengan "Pengabdian Masyarakat". 

Apoteker merupakan salah satu professional di bidang kesehatan yang berfokus di bidang obat-obatan. Peran apoteker saat ini telah meluas, dimana para apoteker tidak lagi hanya terfokus pada bagaimana cara memformulasikan dan membuat obat serta mempersiapkan obat-obatan. 

Akan tetapi, saat ini apoteker juga telah terfokus pada pasien, dimana para apoteker lebih banyak melakukan interaksi langsung kepada pasien serta ikut dalam memberikan edukasi dan informasi, salah satunya mengenai cara menggunakan obat yang baik dan benar, sehingga kualitas hidup pasien dapat meningkat. 

Dikarenakan apoteker akan berinteraksi langsung dengan masyarakat, maka apoteker dituntut untuk dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku mereka agar dapat berinteraksi langsung dengan pasien dalam memberikan konseling sehingga tujuan dari pengobatan pasien tercapai.

Seorang apoteker dituntut untuk menjadi Life-long Learner atau pembelajar seumur hidup. Life-long Learner merupakan salah satu bagian dari 9 Stars Of Pharmacist. 

Life-long Learner berarti seorang farmasis atau apoteker harus memiliki semangat belajar sepanjang waktu bahkan seumur hidup, karena informasi menegenai ilmu kesehatan terutama farmasi (obat-obatan, penyakit, dan terapi) terus berkembang pesat dari waktu kewaktu, sehingga perlu mengupdate pengetahuan dan kemampuan supaya tidak ketinggalan.

Dikarenakan kita sekarang ini berada dalam zaman era digital, yang dimana semua sudah berkembang dengan pesat, maka semua informasi itu dapat kita temukan dengan mudah. Sebagai apoteker yang kreatif, maka kita bisa memanfaatkan sarana dan prasarana teknologi ini untuk meningkatkan kompetensi. 

Kompetensi apoteker ini dapat ditingkatan atau dikembangkan dengan mengikuti kegiatan yang disebut dengan CPD (Continuing Professional Development. 

Pandemi Covid-19 sekarang bukan menjadi salah satu penghalang dalam mengikuti seluruh kegiatan untuk kita bisa meningkatkan kompetensi kita. 

Karena dengan canggihnya teknologi, semua kegiatan dapat dilakukan secara ONLINE menggunakan aplikasi-aplikasi yang mendukung. 

Oleh karena itu, diharapkan untuk semua apoteker dapat meningkatkan kompetensinya agar dapat melakukan pengabdian masyarakat diera digital sekarang ini.

Tujuan

Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai upaya apa saja yang dapat dilakukan para apoteker untuk dapat meningkatan kompetensi dalam melakukan pengabdian masyarakat diera digital sekarang ini.

Manfaat

Manfaat dari artikel ini adalah supaya pembaca dapat mengetahui tentang apa saja upaya yang dapat dilakukan para apoteker untuk dapat meningkatan kompetensi dalam melakukan pengabdian masyarakat diera digital sekarang ini.

Sasaran

Sasaran dari artikel ini adalah masyarakat Indonesia pada umunya dan tenaga farmasis atau apoteker khususnya.

MASALAH

Permasalahan dari artikel ini adalah bagaimana upaya apoteker untuk dapat meningkatkan kompetensi dalam melakukan pengabdian ke masyarakat di era digital ?

METODE

Menggunakan metode upgrade ilmu pengetahuan terutama di bidang pengabdian masyarakat diera digital. 

SOLUSI

Melakukan upgrading pengetahuan apoteker di bidang pengabdian masyarakat diera digital. Dapat dilakukan dengan mengikuti program CPD (Continuing Professional Development), diantaranya yaitu :

1. Seminar Online
2. Kursus/pelatihan online
3. Bakti Sosial
4. Penyuluhan

Selalu turut serta dalam pengembangan masyarakat

KESIMPULAN dan SARAN

Continuing Professional Development (CPD) adalah sarana utama bagi profesional kesehatan khususnya apoteker, yang dilakukan secara berkelanjutan untuk mendapatkan, meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pengabdian kemasyarakat.

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan pendidikan berkelanjutan merupakan upaya yang harus dilakukan oleh apoteker untuk terus mengimbangi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kefarmasian. Topik-topik yang dikaji dalam kegiatan tersebut idealnya disesuaikan dengan kondisi era digital sekarang ini dalam meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian.

Dengan adanya perkembangan teknologi juga membuat pelaksanaan CPD ini dilakukan secara online. Pelaksanaan secara online dapat memungkinkan sebagai alternatif solusi keterbatasan waktu. Selain itu, dapat dilakukan diluar jam kerja.

Tidak ada lagi alasan apoteker untuk tidak mengupgrade ilmu pengetahuannya. Apalagi dengan bantuan era digital sekarang ini. Terutama pemikiran tentang adanya imbalan yang diterima apabila ingin mengabdi kemasyarakat. Karena dengan pengabdian kemasyarakat pun, kita mendapat feedback yang positif pada passion kita.

BELAJAR KERAS
BEKERJA KERAS
BERDOA TERUS


REFERENSI

Depkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek, Jakarta.

Setiawan, Wawan (2017). “Era Digital dan Tantangannya”. 

Jurnal Seminar Nasional Pendidikan. Taufiq, D. 9 

Stars Of Pharmacist (9 Bintang Farmasi).http://www.pharmacy.my.id/2017/05/9-bintang-farmasi.html. 

Yulianto, 2017. Continuing education for pharmacist of primary health care in Yogyakarta. Program Studi Profesi Apoteker FMIPA. 








 
Top