Padang, antanews.
KalaksaBPBD Sumbar Erman Rahman mengatakan” Bahwa dalam penanganan situasi bencana semua unsur harus ikut terlibat, karena tidak bisa dilakukan tanpa kebersamaan” katanya.

Erman Rahman juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran semua peserta walaupun ada yang gagal mengikuti bimtek karena hasil tes swab reaktif.

“Walaupun semua yang hadir di Bimtek sudah lulus tes swab tapi jangan sampai menjadi lalai dengan Prokes, karena Covid-19 menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan golongan” harapnya.

Erman Rahman mengatakan “Sumbar merupakan wajah bencana di Indonesia karena semua bencana ada di Sumbar, seperti ancaman tsunami dari Megatrust Mentawai, longsor dan banjir serta ancaman gempa“. 

“Kita masih ingat akan bencana gempa 2009 yang dari peristiwa itu mengakibatkan 1.115 orang tewas dan 2.329 lainnya terluka, 279.000 bangunan mengalami kerusakan, serta berdampak pada 1.250.000 warga di kawasan". Namun saat itu penghitungan pasca bencana belum akurat hingga ada keterlambatan pada masa pemulihan, menurut Erman Rahman kondisi keterlambatan itu dikarenakan BPBD belum dikukuhkan seperti saat ini.


“Semoga dengan digelarnya Bimtek ini peserta dapat melakukan hitung cepat pengkajian pasca bencana, dan dengan ini saya selaku Kepala BPBD Sumbar membuka Bimtek ini.

Sebelumnya, dalam laporan nya Suryadi Eviontri ST MT Kepala Bidang Rehab Rekon BPBD Sumbar mengatakan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah Propinsi Sumatera Barat melaksanakan Bimbingan Tekhnis Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana Angkatan V di Kryad Bumi Minang Hotel.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan menjalankan protokol kesehatan guna pencegahan pandemi COVID-19, sebelum registrasi peserta  mengikuti tes swab antigen yang telah disediakan oleh panitia. 

Peserta yang mengikuti kegiatan angkatan V ini  terdiri dari BPBD dan relawan dari Kota Solok, Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan dan jurnalis Jitu Pasna dengan total keseluruhan peserta sebanyak 115 orang. (DT/BM)



 
Top